Minggu, 25 Mei 2014
Penyakit MERS
Satu lagi jenis penyakit baru yang
muncul dan berpotensi menjadi epidemi global, MERS-CoV. Apa itu MERS CoV?
Seperti apa gejala-gejala yang ditimbulkannya? Dan, pencegahan apa saja yang
dapat Anda lakukan guna menghindari penyakit ini? Meski belum ada laporan
mengenai jatuhnya korban di Indonesia, MERS-CoV (Middle East Respiratory
Syndrome-Corona Virus) tetap harus diwaspadai, terutama pada Jemaah haji
yang baru saja kembali dari Arab, negara asal munculnya penyakit ini.
MERS-CoV sendiri disebabkan oleh
infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus
penyebab SARS.
Karena itu, gejalanya pun tak jauh
berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan
batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius
yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan
kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis
serta pneumonia berat.
Penyebaran
Virus Corona
Karena penyebarannya yang semakin
meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO)
telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman
penyebarannya.
Belum diketahui dengan jelas asal
mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran
virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan
Timur Tengah.
Kesimpulan dicapai setelah para
peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang
menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
Spekulasi lain yang terdapat di
kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga
kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan
antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.
Mekanisme penyebaran virus Corona
dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa
manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup
debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.
Saat ini, para peneliti masih
menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona
guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus
ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih
mematikan dibandingkan SARS.
Penanganan
MERS-CoV
Karena masih tergolong sebagai
penyakit baru, belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit
ini. Meski begitu, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas
tubuh Anda.
Misalnya, sebelum Anda berangkat
naik haji atau melancong ke daerah Timur Tengah, jaga kebugaran tubuh dengan
asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Mengkonsumsi produk herbal yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh juga bermanfaat, seperti herbal Sarang Semut asal Papua yang sudah terbukti secara empiris dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Cara lain, gunakan masker
dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan tempat Anda tinggal.
Setidaknya, langkah-langkah
pencegahan sederhana di atas akan membantu tubuh Anda menjalankan perannya
dalam menangkal serangan virus.
Namun, bagaimana jika virus ini
sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama seperti kasus kanker, kuncinya adalah
penanganan yang cepat dan tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat
sehingga lambatnya penanganan diberikan akan semakin meningkatkan angka
kematian akibat penyakit ini.
Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya
difokuskan pada penanganan akan komplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi
dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV.
Sabtu, 24 Mei 2014
Kamis, 22 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)